Minggu, 18 Desember 2011

Kepler 22b Calon Bumi 2.0



Exoplanet Kepler-22b yang ditemukan oleh wahana ruang angkasa Kepler tersebut memiliki ukuran 2,4 kali radius Bumi. Dan para ilmuwan pun belum bisa mengetahui apakah komposisi Kepler-22b didominasi batuan, gas atau cairan. Yang pasti penemuan Kepler-22b membawa manusia satu langkah lebih dekat untuk menemukan planet serupa Bumi. Lokasinya yang berada di zona laik huni bintang, tentunya ia berada pada orbit yang temperaturnya mirip dengan lokasi dimana Bumi berada.  Zona laik huni adalah area yang dimiliki bintang yang bisa mempertahankan keberadaan air dalam wujud cair di permukaan planet. Artinya lagi, zona ini berada tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dari bintang sehingga temperaturnya hangat. Temperatur permukaan planet Kepler-22b diperkirakan 22º Celsius.
Planet Kepler-22b berada 600 tahun cahaya dari Bumi dan mengitari bintang induknya di rasi angsa aka rasi Cygnus dalam waktu 290 hari. Bintang yang ia kitari memang merupakan bintang serupa Matahari yakni bintang tipe-G meskipun sedikit lebih kecil dan lebih dingin.
Apakah Kepler-22b Laik Huni?
Exoplanet Kepler-22b memang ditemukan berada di zona laik huni bintang induknya. Artinya, ia berada di area dimana air yang merupakan salah satu komponen penting bagi tumbuh kembangnya kehidupan bisa dipertahankan dalam wujud cair. Ini penting karena air yang dibutuhkan adalah air dalam wujud cair bukan uap air atau es.  Mengapa demikian? Sederhananya karena inilah kehidupan yang kita kenal. Kehidupan seperti yang kita miliki di Bumi.  Nah dengan temperatur permukaan Kepler-22b yang diperkirakan 22º C, bagaimana kemungkinan kehidupan di sana?
Ada beberapa pendapat yang muncul setelah Kepler-22b diumumkan sebagai planet pertama laik huni di bintang serupa Matahari. Salah satunya datang dari peneliti Abel Mendez yang juga membuat katalog Planet Laik Huni dari Universitas Puerto Rico, Arecibo.  Ia menggunakan radius Kepler-22b yang hanya 2,4 kali Bumi untuk menghitung kemungkinan massa dan kerapatan planet.  Teori paling optimis agar planet ini bisa memiliki kehidupan jika Kepler-22b merupakan planet air alias planet yang memiliki lautan global dan awan. Tapi, Mendez sendiri senang jika ternyata ia salah.
Perkiraan temperatur di Kepler-22b ini dilakukan dengan dasar properti atmosfer serupa Bumi dan efek hangat. Ilmuwan belum bisa menentukan apakah planet tersebut memang memiliki komposisi serupa Bumi jika tidak diketahui massanya. Jika massanya sudah diketahui, maka dapat diketahui apakah planet ini memiliki komposisi batuan, lautan ataukah gas.
Deteksi Kepler-22b
Wahana ruang angkasa Kepler dalam melakukan pengamatan dari Mei 2009 telah mengumumkan kandidat planet baru sebanyak 2326 kandidat. Di antaranya, 207 kandidat berukuran Bumi, 680 merupakan kandidat Super Bumi, 1181 seukuran Neptunus, 203 kandidat seukuran Jupiter dan 55 kandidat lebih besar dari Jupiter.  Dan Kepler-22b seperti yang sudah disebutkan, merupakan kandidat pertama yang dikonfirmasi sebagai planet dari 54 kandidat planet laik huni yang diumumkan Februari 2011. Dari ke-54 kandidat planet laik huni, saat ini tersisa 48 kandidat planet laik huni yang berdiam di zona laik huni bintangnya.
Tim Kepler juga sedang menyusun definisi mengenai kondisi zona laik huni kedalam katalog baru mereka untuk memperhitungkan juga efek hangat dari atmosfer. Redefinisi ini bisa jadi justru menggeser zoa laik huni makin jauh dari bintang. Wahana Kepler mencari exoplanet dan kandidat exoplanet dengan mengukur penurunan kecerlangan pada lebih dari 150.000 bintang untuk melihat jika ada planet yang melintas atau transit di depan sebuah bintang. Untuk bisa memastikan sinyal tersebut adalah sebuah kandidat planet, Kepler membutuhkan setidaknya 3 kali transit.
Kepler-22b pertama kali dideteksi 3 hari setelah wahana Kepler diumumkan beroperasi. Dan transit ketiganya dikonfirmasi pada akhir tahun 2010. Setelah itu tim Kepler menggunakan teleskop landas bumi dan juga Teleskop Spitzer untuk melakukan pengamatan pada kandidat planet yang dilihat Kepler.  Area  yang diamati Kepler di rasi Cygnus dan Lyra hanya bisa dilihat oleh teleskop landas Bumi saat musim semi sampai awal musim gugur.  Data yang dibutuhkan dari observasi lainnya ini digunakan untuk menentukan apakah si kandidat planet tadi memang sebuah planet.
Kepler-22b memang menjadi batu loncatan menuju penemuan kembaran Bumi di bintang serupa Matahari. Apalagi dengan adanya peningkatan jumlah kandidat planet Bumi dan Super Bumi yang mencapai 200 dan 140 persen sejak bulan Februari. Data baru ini sekaligus menunjukkan kalau planet seukuran Bumi “berlimpah” di galaksi.
Seandainya planet kembar Bumi ditemukan dan planet itu ternyata bisa memiliki kehidupan, bagaimana sikap kita?

Minggu, 11 Desember 2011

5 Fakta Tentang Pasir Hisap



1.Dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar

Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarnya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur. Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pernah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa, belakangan menyebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia. Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yg indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup. Namun, sebagian besar orang kerap tdk pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar.

2.Akan larut jika permukan Quicksand terganggu
seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir hidup sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas.lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya. Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.

Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yg melukiskan pemandangan pasir hidup yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru. Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti. Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati, bahwa perlu waktu beberapa hari untuk membuat pasir menjadi lengket. Sebaliknya sangat mudah kalau hendak menghilangkan viskositasnya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yg pas di permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat. Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yg jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.

3.Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil
Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hidup umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hidup tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pada tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga. Orang yang sangat besar tenaganya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut. Setelah dikalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yg terperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang. Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan kekuatan ini, jika secara paksa menyeret korban, maka sebelum pasir hidup “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu. Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan korban tetap berada dalam pasir hidup tersebut untuk sementara waktu.

4.Bagaimana menyelamatkan diri dari perangkap
Sebenarnya sebagian besar pasir hidup tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumnya, tidak menyeramkan sebagaimana yang dilukiskan dalam film. Secara prinsipal, ia hanya pasir yang telah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadi campuran pasir dan air setengah cair yg sulit mendukung. Pasir hidup biasanya dijumpai di sekitar pantai.

Menurut Benn, bahwa hanya ada satu keadaan pasir hidup dapat menenggelamkan manusia (mati tenggelam), yaitu ketika bagian kepala lebih dulu masuk ke dalam, namun kemungkinan terperosok dengan cara demikian sangat kecil. Orang yang terperosok ke dalam pasir hidup hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak akan mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hidup barulah musuh yang menakutkan bagi korban yg terperangkap.

Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan terkait menuturkan, sebetulnya bukan begitu, gerakan demikian hanya akan mempercepat endapan tanah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat) pasir hidup, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.

Benn mengatakan, “cara untuk terlepas dari pasir hidup tetap ada, yaitu korban yang terperangkap harus menggerakkan secara perlahan kedua kakinya, agar air dan pasir semaksimal merembes masuk ke daerah hampa, dengan begitu akan dapat mengurangi tekanan badan si korban, sekaligus membuat pasir agar perlahan-lahan menggembur. Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar anggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yg disentuh badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar. Asalkan korban memiliki kesabaran yang cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hidup.

Selain itu hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hidup, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang terbenam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.

Selain itu peneliti juga mendapati, bahwa meskipun sejumlah obyek yang berdensitas lebih besar dari pasir hidup, tapi tetap bisa mengapung di atas pasir hidup. Dalam percobaan terkait, mereka kemudian meletakkan bola aluminium yang berdensitas 2.7g/mililiter di atas permukaan pasir hisap. Dan meskipun densitasnya lebih besar dari pasir hidup. Namun karena mendapat pengaruh daya apung pasir hisap dan tegangan pasir, maka bola aluminium tetap bisa dengan tenang berada di permukaan pasir hidup. Bola tersebut tidak tenggelam hingga para peneliti menggetarkan pasir hisap dan membuat gerakan yang menyebabkan campuran lebih cair. Ketika melakukan hal ini, bola aluminium benar-benar seluruhnya tenggelam.

Namun saat menggunakan bola aluminium yang memiliki kerapatan sama dengan manusia yang berarti lebih rendah daripada kerapatan pasir hisap, bola tersebut tidak pernah tenggelam walaupun campuran diperlakukan dengan kasar. Jatuhnya objek ke pasir hisap menyebabkan pastikel pasir bercampur air kehilangan kestabilan. Jika terus diberi tekanan, campuran tersebut akan berubah menjadi lebih cair di permukaan dan sangat padat di dasarnya. “Semakin besar tekanannya, semakin banyak cairan yang terbentuk di pasir hisap sehingga gerakan korban membuatnya terperosok semakin dalam,” kata Daniel Bonn, pemimpin penelitian dari University of Amsterdam sebagaimana ditulis dalam jurnal Nature edisi 29 September.

Berdasarkan pengukuran terhadap peralatan aluminium ini, meningkatkan tekanan fisik ke partikel sebesar 1 persen menyebabkan kecepatan tenggelamnya naik sejuta kali. Bonn menambahkan bahwa menarik benda dari pasir pada tahap ini membutuhkan kekuatan setara mengangkat mobil berukuran menengah.

5.Sabar dan tenang
“Yg paling berbahaya adalah apabila pasir hisap cenderung menarik dengan cepat,” katanya. Tapi, kesabaran dapat menyelamatkan Anda. Jika ditunggu dengan sabar, partikel pasir lambat laun akan stabil sehingga daya apung campuran tersebut akan mengangkat Anda ke atas.

Kami mengetahui bahwa lapisan pasir di bawahnya lebih rapat sedangkan air lebih banyak di lapisan atas. Lapisan pasir yang sangat pekat di bawah sangat sedikit mengandung air sehingga sulit melepas kaki yang terperosok ke dalamnya,” lanjut Bonn. Sarannya, tetaplah tenang dan biasanya Anda akan terapung. Luruskan punggung Anda untuk memperluas area yang bebas dan tunggu hingga kaki bebas dari pasir. Bonn juga menyarankan agar kaki bergerak untuk mengendalikan air sehingga Anda terapung. “Anda harus memasukkan air ke dalam pasir dan cara yang paling mudah adalah memutar-mutar sekitar kaki di dalam pasir hisap,” tambahnya.

Saran tersebut kemungkinan besar benar. Buktinya, bola aluminium kedua dalam percobaan ini tidak tenggelam lebih dari setengah bagian. Meskipun bola tersebut hanya empat milimeter diameternya, kerapatannya sama dengan manusia sehingga bisa digunakan sebagai model manusia.

Sumber Artikel: http://atom-studios.blogspot.com/2011/12/fakta-tentang-pasir-hisap-quick-sand.html#ixzz1t1eZogqT

Sabtu, 19 November 2011

Sutera Kasih MU

Kian lama terpenjara
Mencari makna cinta
Dalam ungkap kata bersulam dusta

Bila gerbang rahmat terbuka
Menjelma cinta suci
Sehalus dan selembut sutera kasih

Terbentanglah tersingkap kebenaran
Terlerailah terbenam kepalsuan
Tuhan pada-Mu ada kedamaian

Diribaan-Mu kebahagiaan
Tiada lagi rasa kesangsian di hati
Cinta Mu cinta tulus suci murni
Kasih-Mu nan abadi

Bertautlah bercambahlah cinta
Mengharum dalam jiwa
Menemukan kerinduan syahdu
Pada yang Maha Esa

Sutera kasih membelai
Membalut kelukaan itu
Sutera kasih melambai
Mengisi kekosongan pengharapan

Rela pasrahkan kehidupan
Mengharungi cabaran
Rintangan perjalanan di hadapan

Doa dan titis air mata
Mendamba sutera kasih
Agar terus bersemi selamanya





Minggu, 13 November 2011

Bondan Prakoso & Fade2Black Save Our Soul Lyrics

     Bondan Prakoso & Fade2Black Save Our Soul
terhimpit pelik strata kasta manusia
masih terjepit lingkungan hitam membuai mata
mereka masuk, melesat, menyebar
dari akar sisa generasi yang tersebar
Lezz:
entah kemana kan ku bawa diriku pergi
karena ku terjebak dalam sistem industri
lahir, sekolah, bekerja, mati
sistem hidupku berpatok pada materi
Titz:
Oy..kobarkanlah api perjuangan
siapa kuat, tancapkan kaki dialah yang bertahan
jangan mundurkan jengkal langkahmu hey, kawan
bersiaplah tuk suatu fase perubahan
Bondan:
Wake up everyone, coz now it’s time to face the revolution
Reff:
SAVE OUR SOUL..we need a new word
SAVE OUR SOUL..ready for changes
SAVE OUR SOUL..
Prepare your self for (REVOLUTION) 2X
Santoz:
ready for everything, It’s a MUST!
ready for fighting, It’s a MUST!
prepare for something..something to prepare
Whole in da wall?? just save our soul
Bondan:
Wake up everyone, coz now it’s time to face the revolution
Reff:
SAVE OUR SOUL..we need a new word
SAVE OUR SOUL..ready for changes
SAVE OUR SOUL..
Prepare your self for (REVOLUTION) 2X

Kamis, 10 November 2011

Ketika Hari Kepastian itu Datang

“Dan takutlah (peliharalah) dirimu dari (azab yang terjadi) pada hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan pada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (Al-Baqarah [2]: 281)
Muqaddimah
Ayat ini menjadi penutup risalah kenabian yang diemban oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lakon dakwah yang diperankan Nabi selama 23 tahun di kota Makkah dan Madinah berujung pada turunnya ayat ini. Imam al-Qurthubi, pengarang kitab Tafsir al-Jami li Ahkam al-Qur`an menerangkan, ayat ini turun tepatnya sembilan malam sebelum wafatnya Nabi. Setelah itu tak ada lagi ayat yang turun. Ibnu Jubair dan al-Muqatil berpendapat, tujuh malam sebelum Nabi wafat. Sedang dalam riwayat yang lain menyebut tiga malam. (Tafsir al-Qurthubi, Muassasah ar-Risalah, Beirut/ 2006).
Makna Ayat
Hari yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Hari Kiamat, meski ada beberapa mufassirun yang mengartikan sebagai hari kematian. Kematian adalah sebuah keniscayaan bagi siapa saja yang memiliki nyawa dan hidup di dunia ini. Bagi sebagian orang, mati adalah penutup segalanya. Namun bagi orang beriman, ia justru menjadi gerbang awal dalam menjalani kehidupan yang abadi setelah Hari Kiamat.
Ayat di atas diawali dengan kata “wattaqu” yang bermakna perintah untuk takut kepada kejadian tersebut. Sebuah kejadian dahsyat yang menjadi ending dari seluruh episode kehidupan manusia selama ini. Selain diperintahkan untuk takut kepada kiamat tersebut, manusia juga diperintahkan untuk takut kepada api neraka sebagai ujung perjalanan bagi orang-orang yang timbangan keburukannya ternyata lebih berat dari amalan kebaikannya di dunia.
Bagi seorang Muslim, cukuplah gambaran dalam al-Qur`an menjadi dasar kengerian akan hari tersebut. Ketika gunung-gunung yang selama ini menancap kokoh tiba-tiba beterbangan layaknya kapas yang dipermainkan oleh angin. Hari dimana langit tempat berteduh menjadi runtuh dan terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan. Air laut tiba-tiba tumpah meluap, kuburan-kuburan terbongkar serta berbagai peristiwa dahsyat lainnya.
Ayat ini dengan sendirinya juga menerangkan, takut merupakan bagian dari ibadah seorang mukmin. Ketika seseorang bisa mendapat ganjaran pahala dari ar-raja (berharap) akan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ketika ia menempatkan rasa al-khauf (takut) sesuai dengan perintah secara proporsional, niscaya ia juga memperoleh pahala yang dijanjikan. Sebagai seorang qudwah (teladan), Nabi mengajarkan untuk mengaplikasikan rasa takut tersebut dengan usaha semaksimal mungkin. Meski ‘hanya” dengan sepotong kurma. “Hindarilah api neraka meskipun dengan sepotong kurma.” (Riwayat Muttafaq alaih).
Sudah Dekat
Dalam sebuah Hadits, Nabi menggambarkan kedekatan peristiwa itu dengan merapatkan dua buah jarinya. “Aku diutus dan Hari Kiamat itu (begitu dekat) layaknya (kedekatan) dua jari ini. Nabi lalu merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Riwayat Muslim)
Di antara tanda semakin dekatnya Hari Kiamat, tak lain dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai penutup risalah kenabian. Tak ada lagi nabi setelahnya kecuali kiamat yang datang mengiringinya. Jarak antara diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir sangat dekat dengan kiamat, jika dibandingkan dengan umur dunia yang semakin menua dan telah dihuni oleh beberapa umat terdahulu.
Takut yang Produktif
Informasi tentang dekatnya kiamat terkadang menimbulkan salah kaprah di tengah kaum Muslimin. Tak sedikit dari mereka justru lalu menyibukkan diri untuk meramal kapan kiranya peristiwa itu terjadi. Sebagian mereka mulai ribut menghitung mundur waktu yang ada. Mengkait-kaitkan beberapa kejadian di dunia ini sebagai justifikasi dari upaya dusta yang mereka lakukan.
Hal demikian tentunya sesuatu yang keliru dan perlu diluruskan. Sebab, apa yang mereka ramal adalah rahasia Allah Ta’ala yang tak ada seorang makhluk pun yang mengetahuinya. Termasuk Nabi sendiri ketika ditanya kapan kiamat itu terjadi, beliau hanya mampu menjawab, “Tidaklah yang ditanya itu lebih mengetahui dari orang yang bertanya.” (Riwayat Muslim).
Rasulullah tidak pernah memerintahkan umatnya untuk mencari tahu kapan kiamat itu tiba. Hal yang esensi justru seperti apa kesiapan kita dalam menyiapkan perbekalan guna menempuh babak baru dalam kehidupan manusia yang kekal dan abadi.
Rasa takut yang dikehendaki hendaknya menjadi energi baru dalam menebar kebaikan sebanyak mungkin. Takut yang produktif akan menghasilkan orang-orang yang giat beramal dan berdakwah. Ia hanya fokus pada bekal amalannya yang terasa masih sangat sedikit. Merasa jika amalannya tak sebanding dengan kengerian kejadian yang bakal terjadi tersebut. Dengan kesadaran seperti itu, seorang Muslim tak sempat lagi berpikir macam-macam. Berpikir saja tak sempat, apalagi lalu mencari waktu untuk duduk santai sambil meng-ghibah dan menceritakan kejelekan dan aib saudaranya yang lain.
Rasa takut yang benar juga akan mengantarkan pemiliknya untuk tidak berpangku tangan dan bermalas-malasan. Seseorang dilarang berputus asa dan hanya pasrah menunggu keadaan yang akan terjadi. Hanya gara-gara merasa kiamat yang sudah di depan mata.
Pelajaran Berharga
Akhir-akhir ini, aroma kematian rasanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Berbagai bencana alam dan musibah silih berganti datang menghampiri. Sebut saja bencana alam meletusnya Gunung Merapi di Jogjakarta. Ratusan ribu warga menjadi panik dan mengungsi ke tempat yang aman karena ingin selamat agar terhindar dari Gunung Merapi yang lagi “batuk” tersebut.
Bagi orang beriman, ragam kejadian yang melanda masyarakat kita belakangan ini hendaknya menjadi sinyal dini. Betapa manusia tak punya kuasa sedikit pun di hadapan kebesaran Sang Kuasa. Dengan segala kejeniusan akal dan kecanggihan teknologi manusia, hal itu rupanya tak mengangkat derajat mereka sebagai makhluk yang tak berdaya di mata Allah Ta’ala.
Berbagai bencana dan musibah yang melanda hanyalah akibat dari ulah tangan manusia sendiri, sebagai ujian dan teguran bagi orang-orang beriman. Peristiwa itu tidaklah bernilai apa-apa dibanding dahsyatnya Hari Kiamat. Hari dimana tak lagi tersisa sejengkal tanah bagi manusia guna mengungsi mencari perlindungan.
Khatimah
Hal lain yang perlu dicemaskan adalah ketika Allah Ta’ala menegaskan di penghujung ayat jika masing-masing diri mendapat ganjaran setimpal dan sempurna atas segala apa yang ia perbuat di dunia ini. Allah Ta’ala tak akan merugikan sedikit pun hak seorang hamba, kecuali ia sendiri yang berbuat lalai selama ini. Perjalanan panjang dalam kehidupan ini tak jarang melenakan manusia. Berbagai kenikmatan duniawi sedikit demi sedikit bisa menggeser cita-cita tinggi mereka untuk mencapai kebahagiaan ukhrawi (akhirat).

dikutip: hidayatullah.com

Memaknai Salam

-->

Seorang anak kelas 1 SD berkata pada ibunya, “Ummi, sekarang aku tahu mengapa kita harus mengucapkan salam dan bersalaman sebelum pergi dari rumah.”
“Oya, mengapa memangnya?” sang ibu penasaran.
“Karena waktu pergi dari rumah, kita tidak pernah tahu apakah kita akan selamat kembali ke rumah. Jadi waktu bersalaman kita harus benar-benar mendoakan dan saling memaafkan,” kata sang anak perempuan tersebut dengan ekspresi serius.
Si ibu tersebut tersentak karena ternyata anaknya yang baru berusia tujuh tahun telah memahami makna dari ucapan salam. Karena salam sudah menjadi hal yang rutin dan biasa, seringkali tak disadari lagi maknanya dan mengucapkannya pun dengan sambil lalu.
Seperti yang disampaikan anak tersebut, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang yang melangkah dalam keadaan selamat kembali ke rumah. Mungkin kecelakaan di jalan bisa saja mengakhiri hidupnya, atau sakit tiba-tiba pun bisa mengancam jiwanya.
Mengucapkan salam selain dilakukan saat bertemu dan berpisah secara fisik, juga saat berbicara jarak jauh yaitu menggunakan pesawat telepon. Namun saat mengucapkan salam lewat telepon pun seringkali karena spontanitas, tidak benar-benar sambil mendoakannya.
Ada seorang ibu yang jika menelepon anak remajanya bahkan tidak mengucapkan salam sama sekali. Kalimat pertama yang diucapkannya, “Putri dimana?” Karena selalu kalimat itu yang diucapkan sang ibu saat meneleponnya, maka anak gadis tersebut menyimpan nama ibunya di telepon selulernya bukan dengan nama sang ibu tapi dengan tulisan “PUTRI DIMANA”.
Pertanyaan “Putri Dimana?” dengan nada cemas ternyata dirasakan tidak nyaman oleh anak gadis tersebut. Ia merasa seolah ibunya tidak mempercayainya. Ucapan salam dengan doa sepenuh hati tentu jauh lebih baik dibanding pertanyaan dengan nada mencurigai.
Pentingnya mengucapkan salam banyak dimuat dalam Hadist. Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah.”
Salam meskipun terkesan sederhana, namun merupakan amalan yang memiliki keutamaan. Rasulullah bahkan menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama di antara perbuatan-perbuatan baik yang kita kerjakan. Sayang, jika dalam pelaksanaannya kurang dihayati.
Sebelum Islam datang, orang Arab biasa menggunakan ungkapan “Hayakallah” yang artinya ‘semoga Allah menjagamu tetap hidup.’ Namun kemudian Islam memperkenalkan ungkapan “Assalamu ‘alaikum” yang bisa artinya “semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan, dan nestapa.” Islam tidak hanya menyarankan ucapan salam yang mendoakan ‘untuk tetap hidup’, tetapi salam yang mendoakan ‘agar hidup dengan penuh kebaikan’.
Sebagaimana diucapkan oleh anak di atas, saat para suami, istri, anak berpisah di pagi hari belum tentu mereka akan bertemu lagi. Jika menyadari hal itu, tentu saat salaman mereka akan melakukannya dengan sepenuh hati dan dengan doa yang khusyu’ dan tulus. Dengan demikian saat sore hari mereka berkumpul kembali, ucapan salam akan diucapkan dengan penuh kesyukuran karena ternyata Allah masih memberi mereka kesempatan untuk bertemu lagi dalam keadaan sehat wal afiat.
Semoga kita senantiasa mengucapkan salam dengan sepenuh hati, yang dengan salam tersebut makin mendekatkan hubungan antara anggota keluarga dan makin menumbuhkan kasih sayang



Dikutip: hidayatullah.com